Langsung ke konten utama

Situs Warungboto: Pesona Sejarah Di Tengah Kota Yogyakarta


Apakah Anda tahu bahwa di Yogyakarta terdapat banyak bangunan bersejarah yang bisa Anda kunjungi? Salah satunya adalah Situs Warungboto. Tempat wisata ini juga dikenal dengan nama asli Pesanggrahan Rejowinangun. Lokasinya berada di Desa Warungboto, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pesanggrahan secara umum memiliki arti sebagai tempat pesiar yang digunakan sebagai tempat peristirahatan bagi raja dan keluarganya. Fungsinya adalah memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi raja sebagai tempat beristirahat. Oleh karena itu, pesanggrahan biasanya dilengkapi dengan taman, kolam, kebun, dan fasilitas untuk kegiatan keagamaan.

Keberadaan pesanggrahan-pesanggrahan di Yogyakarta tidak terlepas dari sejarah Keraton Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono I membangun keraton dengan berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung eksistensi kerajaan, termasuk membangun pesanggrahan, benteng di dalam dan di luar keraton, parit sekeliling benteng, serta beberapa pemukiman abdi dalem.

Dahulu, Sultan Hamengkubuwono I membangun beberapa pesanggrahan seperti Pesanggrahan Ambarketawang, Pesanggrahan Tamansari, dan Pesanggrahan Krapyak. Kemudian, Sultan Hamengkubuwono II juga dikenal sebagai "Raja Pembangunan Pesanggrahan" karena ia suka membangun pesanggrahan sejak menjadi putra mahkota hingga masa pemerintahannya berakhir. Beberapa pesanggrahan yang dibangunnya antara lain Pesanggrahan Rejowinangun, Purwareja, Pelemsewu, dan Rejokusuma. Di dalam Pesanggrahan Rejowinangun terdapat sumber air yang digunakan sebagai tempat beristirahat dan mandi bagi raja dan keluarganya.

Situs Warungboto menjadi tujuan para wisatawan dan pengunjung yang tertarik melihat bangunan bersejarah yang dilestarikan. Situs ini populer sebagai tempat berfoto karena memiliki bangunan tua dengan arsitektur khas kerajaan. Pada sore hari, pengunjung dapat menikmati pemandangan matahari terbenam. Untuk mencapai situs ini, pengunjung dapat menggunakan jalan lokal karena bangunannya terletak di tengah pemukiman penduduk. Meskipun tidak ada tanda khusus di pintu masuk, terdapat tempat parkir motor di depan situs. Pengunjung tidak dikenakan biaya tiket masuk, hanya perlu membayar biaya parkir.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Sultan Hamengkubuwono I dan II telah membangun berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung keberlangsungan kerajaan di berbagai tempat di Yogyakarta. Oleh karena itu, Warungboto menjadi salah satu situs yang dilestarikan. Meskipun bukan objek wisata dengan banyak atraksi, situs ini menjadi sumber pembelajaran tentang peninggalan kerajaan. Situs ini tidak memiliki gerbang yang khas. Sebelum turun tangga memasuki Situs Warungboto, terdapat sebuah makam bernama Makam Keluarga Trah Prawiropermaden di sebelah kiri atau utara gerbang.

Di dalam Situs Warungboto terdapat kolam dan taman atau kebun yang terletak di bagian belakang. Di bagian belakang situs ini, terdapat papan yang berisi sejarah singkat Pesanggrahan Rejowinangun serta informasi penggunaan Situs Warungboto. Situs Warungboto ini cukup luas untuk dijadikan tempat berwisata.

Situs Warungboto dapat dikunjungi oleh wisatawan untuk mengambil foto dan menikmati suasana kerajaan zaman dahulu. Lebih baik jika dipasang papan informasi mengenai sejarah situs ini, sehingga pengunjung dapat memperoleh pengetahuan tentang sejarah kerajaan di Keraton. Selain itu, tanda hati-hati dapat dipasang di beberapa titik karena terdapat tangga yang curam tanpa pegangan. Fasilitas dasar seperti toilet, tempat parkir, dan sarana ibadah juga perlu dipertimbangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan be...

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takji...

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang ...