Langsung ke konten utama

Yangko, Si Manis dan Kenyal Dari Yogyakarta

 

Yogyakarta, salah satu kota istimewa di Indonesia, tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga dengan kekayaan budayanya yang unik. Salah satu aspek budaya yang mencuri perhatian adalah makanan khas Yogyakarta. Di antara beragam kuliner khasnya, ada satu makanan yang memiliki rasa manis yang menggugah selera, yaitu Yangko.

Yangko, juga dikenal dengan sebutan 'kue keranjang', adalah sejenis makanan tradisional yang terbuat dari ketan. Makanan ini memiliki tekstur kenyal yang lezat dan rasa manis yang khas. Yangko seringkali dijadikan sebagai camilan favorit bagi penduduk setempat maupun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Asal usul Yangko dapat ditelusuri ke zaman Dinasti Tang di Tiongkok pada abad ke-7. Kemudian, makanan ini diperkenalkan di Indonesia melalui migrasi budaya Tionghoa. Di Yogyakarta, Yangko telah menjadi bagian integral dari warisan kuliner dan terus melestarikan tradisi tersebut hingga saat ini.

Untuk membuat Yangko, bahan utama yang digunakan adalah ketan putih yang kemudian dikukus. Setelah dikukus, ketan tersebut diberi campuran air daun pandan untuk memberikan aroma yang khas. Setelah itu, ketan dipotong menjadi bentuk-bentuk kecil, seperti segi empat atau bulat, dan dibalut dengan campuran gula merah cair atau kacang tanah yang dihaluskan. Hasilnya adalah makanan yang menawarkan kombinasi sempurna antara rasa manis dan tekstur kenyal.

Yangko biasanya disajikan dalam bentuk tumpukan di dalam sebuah wadah bambu yang dikenal sebagai "kue keranjang". Wadah ini memberikan nuansa tradisional dan mengingatkan kita pada keaslian budaya Tionghoa. Ketika membeli Yangko, Anda akan menemukan pedagang yang menjajakan makanan ini di berbagai pasar tradisional atau bahkan di sepanjang jalan di Yogyakarta. Keberadaan pedagang ini menambah kesan autentik dan memperkaya pengalaman kuliner di kota ini.

Ketika Anda menggigit Yangko, Anda akan merasakan sensasi kenyal yang memenuhi mulut Anda. Ketebalan lapisan gula merah di luar ketan memberikan sentuhan manis yang lezat. Beberapa orang juga menyukai variasi rasa dengan menggunakan gula kelapa sebagai pengganti gula merah. Setiap suapan Yangko menghadirkan kepuasan yang menggoda lidah dan mengundang untuk segera menggigit yang berikutnya.

Selain menjadi hidangan penutup yang lezat, Yangko juga memiliki nilai makna dalam budaya Yogyakarta. Makanan ini sering dihidangkan pada saat-saat istimewa, seperti perayaan Imlek, Hari Raya Nyepi, atau upacara keagamaan tertentu. Menikmati Yangko dalam suasana seperti itu bukan hanya menyenangkan bagi lidah, tetapi juga memberikan pengalaman budaya yang berharga.


Tak hanya di Yogyakarta, Yangko juga telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Pada saat ini, Anda dapat menemukan Yangko di berbagai kota besar di Indonesia, baik di toko kue tradisional maupun di restoran Tionghoa. Kelezatan dan keunikan rasa Yangko telah menarik minat banyak orang untuk mencobanya.

Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas Yangko semakin meningkat, tidak hanya di kalangan lokal, tetapi juga di kalangan wisatawan. Makanan ini telah menjadi salah satu ikon kuliner Yogyakarta yang wajib dicicipi. Penggemar kuliner yang mencoba Yangko akan merasakan kenikmatan yang tak terlupakan dan kembali untuk mencicipi lebih banyak lagi.

Ketika mengunjungi Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mencoba Yangko. Rasanya yang manis, tekstur kenyalnya yang unik, dan keberadaannya yang melambangkan kekayaan budaya akan memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Yogyakarta tidak hanya menawarkan keindahan alam dan warisan budaya yang kaya, tetapi juga menghidangkan lezatnya Yangko sebagai bukti dari keragaman kuliner Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan be...

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takji...

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang ...