Langsung ke konten utama

Gudeg: Si Manis dari Jogja

 

Gudeg khas Jogja adalah salah satu makanan yang paling terkenal dari Indonesia. Makanan ini terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan cara yang khas dengan berbagai bahan dan rempah-rempah. Gudeg khas Jogja memang sangat lezat dan bisa menjadi pilihan tepat untuk hidangan sehari-hari. Sekilas tentang sejarah Gudeg khas Jogja, makanan ini pertama kali ditemukan di keraton Yogyakarta pada abad ke-18. Awalnya, gudeg dihidangkan sebagai hidangan tambahan saat upacara keraton atau pesta besar. Namun, seiring waktu, gudeg menjadi makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Jogja.


Gudeg khas Jogja memiliki rasa yang manis karena bahan utamanya adalah nangka muda yang masih mentah kemudian dimasak dalam waktu yang cukup lama hingga meresap rempah-rempah dan bumbu khas. Di Jogja sendiri, ada banyak usaha gudeg yang terkenal karena rasanya yang enak seperti Gudeg Yu Djum, Gudeg Sagan, Gudeg Mercon Bu Tinah, dan lain sebagainya. Tapi kalo kamu penasaran ingin coba membuatnya sendiri, nih aku spill resepnya!


Bahan:

- 1 kg nangka muda, kupas kulitnya (jangan pakai yang sudah terlalu matang)

- 500 ml santan

- 300 gram gula merah

- 1 batang serai, geprak

- 4 lembar daun salam

- 4 butir kapulaga

- 1 sdt garam

- 50 gram daun singkong

- 50 ml minyak kelapa

- 1/2 sdt ketumbar, haluskan


Cara membuat:

1. Siapkan wajan besar. Panaskan minyak kelapa di atas wajan dan tumis daun singkong hingga agak layu sekitar 3-5 menit.

2. Tambahkan serai, daun salam, dan kapulaga.

3. Kemudian masukkan nangka muda dan santan ke dalam wajan. Aduk rata.

4. Setelah itu, tambahkan gula merah dan garam ke dalam wajan. Aduk rata lagi hingga gula merah larut.

5. Tambahkan ketumbar yang sudah di haluskan. Aduk rata.

6. Tutup wajan dan biarkan nangka matang dan meresap rempah-rempah dan bumbu khas selama kurang lebih 2 - 3 jam.

7. Setelah matang, kini gudeg siap dihidangkan.


Gudeg khas Jogja biasanya dihidangkan dengan nasi putih, ayam suwir, telur pindang, tahu dan tempe goreng, serta sambal krecek. Krecek itu sendiri adalah dari kulit sapi yang dikeringkan. Rasanya yang gurih dan kenyal menjadi sajian pendamping yang tepat untuk gudeg. Sambal krecek bisa diubah-ubah takarannya sesuai dengan selera. Sambal krecek ini bisa dibuat dengan cara seperti berikut,



Bahan:

- 50 gram krecek

- 10 butir bawang merah

- 4 siung bawang putih

- 3 butir cabai merah (atau sesuai selera)

- 1 buah tomat

- 100 ml air

- Garam secukupnya


Cara membuat:

1. Pertama-tama potong bahan sambal (bawang merah, bawang putih, cabai, tomat) kecil-kecil.

2. Masukkan semua bahan ke dalam blender, tambahkan air secukupnya dan garam secukupnya.

3. Blender semua bahan hingga halus.

4. Jika sudah halus, panggang krecek dalam wajan kering hingga garing.

5. Tambahkan bumbu sambal diatas krecek, aduk rata dan siap disajikan.


Dalam pembuatan Gudeg khas Jogja tidak hanya terdapat satu resep saja, setiap pembuat gudeg mempunyai cita rasa yang berbeda-beda sesuai dengan kebiasaan masing-masing, namun tetap dengan bahan dasar yang sama serta bumbu-bumbu yang mirip. Terlihat dari resep di atas, membuat Gudeg khas Jogja memang cukup memakan waktu. Namun, hasilnya sangat lezat dan bergizi pastinya. Gimana? Tertarik untuk cobain?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan be...

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takji...

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang ...