Langsung ke konten utama

Kue Kipo: Kelezatan Tradisional dari Kotagede, Yogyakarta

 


Kue Kipo adalah sejenis kue tradisional yang terbuat dari tepung ketan dengan isian unti kelapa atau enten-enten. Kue ini merupakan salah satu kuliner legendaris yang berasal dari Kotagede dan memiliki rasa yang manis dan legit. Bentuknya lonjong dan berwarna hijau yang diperoleh dari daun pandan atau daun suji. Kue Kipo telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno dan Mataram Islam pada abad ke-16, namun sempat tenggelam eksistensinya. Pada tahun 1946, kue ini kembali dibuat oleh Mbah Mangun Irono dan diberi nama "Kipo" setelah ada pembeli yang bertanya "iki opo?" (ini apa?) dalam bahasa Jawa. Selain itu, "Kipo" sendiri berarti "tersembunyi" dalam bahasa Jawa.

Meskipun secara sekilas kue Kipo mirip dengan klepon yang juga berwarna hijau dan berisi unti kelapa, keduanya tetap berbeda. Kue Kipo dimasak dengan cara dipanggang dan dilapisi dengan daun pisang. Kipo termasuk kue basah yang tidak dapat bertahan lama, dengan masa simpan tidak lebih dari 24 jam. Meskipun setelah 24 jam, kue ini tidak basi, hanya teksturnya yang menjadi keras. Namun, isian unti kelapa atau enten-enten dapat bertahan selama empat hari. Bahan-bahan utama dalam pembuatan Kipo meliputi tepung ketan, sari daun suji, parutan kelapa muda, dan gula Jawa. Proses pembuatannya melibatkan pewarnaan tepung ketan dengan sari daun suji, persiapan isian unti kelapa atau enten-enten dengan memasaknya bersama gula Jawa, dan membentuk adonan menjadi kue kecil yang kemudian dipanggang dalam alat pemanggang gerabah yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Biasanya, ketika proses pemanggangan, beberapa butir Kipo disusun berjajar di atas daun pisang, yang memberikan aroma yang sedap dan meningkatkan kelezatan kue.

Kipo bisa dinikmati dengan harga terjangkau, dengan satu porsi yang berisi lima butir dihargai sekitar Rp 2.500. Saat ini, Kipo telah menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta yang semakin langka. Sulit bagi banyak orang untuk menemukan makanan khas ini. Namun, ada satu tempat yang masih tetap menjajakan Kipo, yaitu di kedai Bu Djito yang sudah beroperasi selama puluhan tahun. Tempatnya terletak di Jalan Mondorakan Nomor 27 Kotagede. Selain Kipo yang menjadi menu andalannya, kedai ini juga menawarkan berbagai macam camilan yang dipajang di etalase.

Kue Kipo menawarkan cita rasa yang manis, gurih, dan legit, sehingga sangat menggugah selera. Apakah Anda tertarik untuk mencicipi kelezatan Kipo yang khas ini?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan be...

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takji...

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang ...