Langsung ke konten utama

Mengenal Geblek, Camilan Khas Kulon Progo Jogja

 

Yogyakarta, sebuah kota budaya di Indonesia, terkenal dengan kekayaan kuliner tradisionalnya. Salah satu makanan khas yang menarik perhatian di daerah ini adalah "geblek," yang berasal dari Kulon Progo, sebuah kabupaten di Yogyakarta. Geblek adalah makanan yang terkenal dengan cita rasa uniknya dan telah menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang ke daerah ini. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam mengenai geblek, sejarahnya, bahan-bahan yang digunakan, cara pembuatan, serta keunikan dan kelezatan makanan ini. Geblek adalah makanan tradisional yang berasal dari desa Wates, Kulon Progo. Makanan ini telah ada sejak lama dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan warisan kuliner masyarakat setempat. Geblek terbuat dari bahan dasar singkong yang diolah dengan cara yang khas dan menjadi hidangan yang menggugah selera.

Bahan utama dalam pembuatan geblek adalah singkong. Singkong dipilih dengan cermat dan diparut halus menggunakan parutan atau mesin penggiling. Setelah itu, parutan singkong diendapkan dan diambil airnya untuk menghasilkan tepung singkong yang kental. Tepung singkong ini kemudian dicampur dengan kelapa parut, garam, dan bahan-bahan lainnya sesuai dengan resep yang berbeda-beda. Proses pembuatan geblek membutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus. Campuran bahan-bahan tersebut diaduk hingga merata dan kemudian dipadatkan menjadi adonan yang kokoh. Adonan geblek ini kemudian dimasak dengan cara dikukus dalam tempat yang disebut "geblek" yang terbuat dari anyaman bambu. Proses pengukusan ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama agar geblek matang sempurna dan teksturnya lembut.


Salah satu hal yang membuat geblek begitu istimewa adalah rasa dan teksturnya yang unik. Geblek memiliki cita rasa gurih dari campuran kelapa parut dan garam yang menggugah selera. Tekstur geblek yang lembut dan kenyal membuatnya begitu enak dan mengenyangkan. Kelezatan geblek ini sering kali dipadukan dengan bumbu kacang atau sambal pedas yang memberikan sentuhan rasa yang lebih kaya dan kompleks. Geblek juga memiliki daya tarik visual yang menarik. Bentuknya yang bulat dan padat, dengan warna putih kecoklatan yang khas, membuatnya terlihat menggugah selera. Geblek sering kali disajikan dalam tumpukan atau dikemas dalam bungkusan daun pisang, memberikan nuansa tradisional yang khas.

Selain sebagai makanan lezat, geblek juga memiliki nilai sosial dan budaya yang tinggi. Makanan ini sering kali dihidangkan dalam acara-acara adat, pernikahan, atau festival budaya sebagai hidangan penutup atau camilan. Keberadaan geblek sebagai makanan khas Kulon Progo juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Banyak warga desa Wates yang menggantungkan hidupnya dengan menghasilkan dan menjual geblek. Geblek telah menjadi ikon kuliner Kulon Progo dan Yogyakarta. Kelezatannya yang khas dan nilai tradisionalnya telah menarik perhatian para wisatawan yang ingin mencicipi keunikan kuliner lokal. Banyak pengunjung yang rela datang dari jauh hanya untuk menikmati geblek ini. Oleh karena itu, pemerintah setempat juga turut mempromosikan geblek sebagai salah satu daya tarik wisata di daerah ini.

Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi geblek saat mengunjungi Kulon Progo ya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan be...

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takji...

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang ...