Langsung ke konten utama

Mengenal Kue Adrem, Jajanan Unik Dari Bantul Jogja

 

Kue Adrem adalah jajanan tradisional yang berasal dari daerah Bantul, sebuah kabupaten di wilayah Yogyakarta. Kue ini terkenal karena teksturnya yang renyah dan gurih. Kata "adrem" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "garing" atau "kering". Satu fakta yang menarik, bentuk Kue Adrem yang terbilang "unik" membuat orang-orang menyematkan istilah nyeleneh untuk kue ini, yaitu Kue Tolpit. Namun karena cukup vulgar, maka istilah Kue Adrem lebih dikenal luaskan kepada masyarakat.  Sejarah Kue Adrem dapat ditelusuri hingga zaman kolonial Belanda di Indonesia. Pada masa itu, Belanda membawa pengaruh kuliner mereka ke tanah Jawa. Salah satu pengaruh tersebut adalah kue kering yang dihasilkan dengan menggunakan tepung terigu, mentega, dan gula. Namun, Kue Adrem mengalami adaptasi lokal dengan menambahkan rempah-rempah tradisional Indonesia untuk memberikan rasa yang khas. Kue ini cukup populer pada tahun 80 hingga 90an. Namun seiring berkembangnya kuliner di Indonesia, kue ini mulai kalah popularitasnya. Meskipun saat ini kita masih bisa menjumpainya di pasar-pasar terutama di daerah Bantul itu sendiri. 

Bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Kue Adrem adalah tepung terigu, gula pasir, margarin atau mentega, telur, dan rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh. Tepung terigu digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat adonan kue, sementara gula pasir memberikan rasa manis yang lezat. Margarin atau mentega memberikan kelembutan dan kelezatan pada kue. Telur digunakan untuk mengikat adonan dan memberikan tekstur yang renyah. Rempah-rempah seperti kayu manis dan cengkeh memberikan aroma dan rasa khas pada Kue Adrem. Proses pembuatan Kue Adrem dimulai dengan mencampurkan tepung terigu, gula pasir, margarin atau mentega, telur, dan rempah-rempah dalam sebuah wadah. Semua bahan dicampur hingga membentuk adonan yang lembut dan tidak lengket. Adonan kemudian diuleni secara merata dan dibentuk menjadi bola-bola kecil. Bola-bola adonan ini kemudian dipipihkan menggunakan garpu atau alat khusus untuk menciptakan pola khas Kue Adrem. Selanjutnya, kue diletakkan di atas loyang dan dipanggang dalam oven hingga matang dan berwarna keemasan. Ketika Kue Adrem matang, aroma wangi rempah-rempah dan rasa gurihnya akan memenuhi udara. Kue ini memiliki tekstur yang renyah di luar dan lembut di dalam. Rasa gurih dan manisnya terasa sempurna, terutama dengan sentuhan rempah-rempah yang memberikan kelezatan yang unik. Setelah matang, Kue Adrem biasanya disimpan dalam wadah kedap udara untuk menjaga kelembutannya.


Salah satu hal menarik tentang Kue Adrem adalah variasi bentuk dan ukuran yang ada. Meskipun bentuk yang paling umum adalah bulat pipih dengan pola garpu, ada juga yang berbentuk persegi atau bentuk unik lainnya. Kue ini juga sering dihiasi dengan taburan gula halus di atasnya untuk memberikan tampilan yang menarik. Kue Adrem memiliki daya tarik yang kuat bagi wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Banyak pengunjung yang ingin mencicipi jajanan tradisional yang autentik dan mengenal lebih jauh budaya kuliner setempat. Selain itu, Kue Adrem juga sering dijadikan oleh-oleh yang populer bagi mereka yang ingin membawa sedikit kelezatan Jogja pulang ke rumah. Selain sebagai hidangan sendiri, Kue Adrem juga sering disajikan bersama dengan minuman tradisional seperti teh atau kopi. Kombinasi rasa gurih dan manis dari kue ini cocok dengan rasa pahit atau hangat dari minuman tersebut, menciptakan paduan rasa yang sempurna.

Jadi, jika kamu berkunjung ke Jogja jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Kue Adrem dan merasakan kelezatan tradisional yang autentik!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan be...

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takji...

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang ...