Langsung ke konten utama

Wajib Coba! Sate Klathak Kuliner Khas Yogyakarta

 

Indonesia memiliki beragam kuliner khas yang terkenal di seluruh dunia. Salah satunya adalah Sate Klathak, sebuah hidangan lezat yang berasal dari Yogyakarta. Sate Klathak adalah hidangan sate yang menggunakan daging kambing sebagai bahan utamanya. Kata "klathak" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "kejutan" atau "terkejut." Nama tersebut merujuk pada cara penyajian Sate Klathak yang berbeda dari sate pada umumnya. Sate Klathak disajikan dengan cara ditaburi dengan bumbu khusus dan ditambahkan potongan tulang kambing yang masih melekat dagingnya. Potongan tulang ini menjadi kejutan yang membuat hidangan ini semakin istimewa.

Sejarah Sate Klathak dapat ditelusuri ke masa lalu. Hidangan ini pertama kali diperkenalkan oleh Mbah Marto, seorang pedagang sate yang berbasis di Bantul, Yogyakarta pada tahun 1970-an. Beliau menggunakan bumbu khusus yang dipercaya memberikan cita rasa yang istimewa pada sate kambingnya. Dalam perkembangannya, Sate Klathak semakin populer dan banyak penjual sate yang menjual hidangan ini di sekitar wilayah Yogyakarta.

Proses pembuatan Sate Klathak dimulai dengan memilih daging kambing yang segar dan berkualitas. Potongan daging kambing tersebut kemudian ditusuk menggunakan tusuk besi, diselingi dengan potongan tulang kambing yang masih melekat dagingnya. Pemilihan tulang kambing ini memberikan sensasi unik ketika menyantap Sate Klathak. Di samping pemilihan daging serta tulang dan penggunaan tusuk besi, hal yang membuat sate ini berbeda dengan sate pada umumnya adalah setiap tusuknya yang memiliki porsi yang cukup besar atau terdiri dari banyak daging. 

Selanjutnya, sate-sate tersebut dibakar dengan arang dalam sebuah tungku tradisional yang terbuat dari batu bata. Penggunaan tungku tradisional ini memberikan aroma yang khas pada sate, serta mempengaruhi proses memasak yang menghasilkan sate yang matang sempurna dan berwarna kecoklatan. Pembakaran dilakukan dengan hati-hati agar daging matang merata dan tetap juicy.

Sate Klathak juga dikenal dengan bumbu khasnya yang sangat menggugah selera. Bumbu khusus Sate Klathak terdiri dari berbagai rempah-rempah seperti kunyit, ketumbar, kemiri, bawang putih, dan bawang merah yang dihaluskan dan dicampur dengan bumbu tambahan seperti kecap manis, air asam, dan garam. Bumbu ini kemudian dioleskan ke sate yang sudah matang. Ketika dimakan, bumbu khas ini memberikan perpaduan rasa yang begitu nikmat dan menggugah selera.


Sate Klathak umumnya disajikan dengan pelengkap seperti nasi, lontong, atau ketupat. Beberapa penjual juga menawarkan sambal khas Yogyakarta sebagai pendamping hidangan ini. Sate Klathak juga sering disajikan dengan irisan mentimun dan bawang merah yang segar sebagai penyeimbang cita rasa yang kaya.

Tak hanya populer di kalangan penduduk setempat, Sate Klathak juga menarik minat para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Banyak warung makan, restoran, dan pedagang kaki lima yang menyediakan hidangan ini. Salah satu tempat terkenal untuk menikmati Sate Klathak adalah Warung Sate Klathak Pak Pong yang terletak di Jalan Parangtritis, Bantul. Warung ini telah berdiri sejak tahun 1970-an dan menjadi salah satu tujuan kuliner favorit di Yogyakarta.

Tak hanya di Yogyakarta, Sate Klathak juga mulai dikenal di luar kota dan bahkan luar negeri. Berkat citarasa yang khas dan unik dengan memadukan rasa daging kambing yang lezat dengan bumbu khusus yang menggugah selera, Sate Klathak menjadi salah satu ikon kuliner yang tidak boleh dilewatkan ketika Anda mengunjungi Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Rekomendasi Angkringan di Yogyakarta, Cocok Untuk Kuliner Senja!

  Angkringan merupakan salah satu warung makan jalanan yang populer di Yogyakarta. Warung makan ini seringkali menjadi tempat hangout bagi anak muda maupun keluarga di Yogyakarta. Angkringan menawarkan berbagai macam kuliner dengan harga yang terjangkau. Selain itu, angkringan juga memiliki suasana yang unik dan menarik, sehingga menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Yogyakarta. Tak heran ada banyak angkringan yang tersebar di setiap sudut Jogja, bahkan sampai membuat kita bingung mau coba yang mana. Tapi jangan khawatir, berikut adalah 5 rekomendasi angkringan populer yang wajib kamu cobain di Yogyakarta! 1. Angkringan Lik Man Angkringan Lik Man merupakan angkringan legendaris di Yogyakarta yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Bisa dibilang, dia adalah pelopor munculnya angkringan-angkringan yang lain. Angkringan Lik Man mulai buka pukul 4 sore hingga 1 malam, berlokasi di Jalan Poncowinatan nomor 7, Gowongan, Jetis, Yogyakarta.  Kamu bisa memesan bermacam mi

Meriahnya Ramadhan, Ini Dia Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Jogja!

  Saat bulan Ramadan tiba, setiap sudut Jogja turut menjadi saksi betapa semaraknya aktivitas berburu takjil. Berbagai varian makanan ringan dan minuman segar tersedia di pinggir jalan dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, di antara banyaknya pilihan tersebut, ada beberapa tempat yang terkenal dengan suasananya yang meriah dan variasi takjilnya yang berwarna. Berikut beberapa rekomendasi tempat untuk kamu yang ingin merasakan meriahnya suasana berburu takjil di Jogja. 1. Kampung Ramadhan Jogokariyan Kampung Ramadhan Jogokariyan didirikan oleh para penduduk yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan agama. Setiap tahunnya, pasar kaget yang diberi nama Kampung Ramadhan Jogokariyan ini dihadiri oleh banyak pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Kabarnya terakhir, ada sekitar 300 pedagang yang turut meramaikan pasar Ramadhan ini lho! Tak heran, kalau masuk sini bisa sampai bingung mau beli yang mana. Selain pasar, di Kampung Ramadhan Jogokariyan juga disediakan ribuan takjil gr

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang