Langsung ke konten utama

Postingan

Agro Wisata Bhumi Merapi: Wisata Jogja Instagramable Ala Santorini

  Yogyakarta selalu menghadirkan destinasi wisata yang unik dan sayang untuk dilewatkan. Ada satu tempat wisata kekinian yang mengusung suasana lokal dan luar negeri ala Santorini di Yogyakarta, yaitu Agro Wisata Bhumi Merapi. Tempat ini terletak di daerah Kaliurang dengan luas 5,2 hektar. Di sini, pengunjung dapat menikmati pertanian, perkebunan, dan peternakan. Selain sebagai tempat wisata edukasi, Agro Wisata Bhumi Merapi juga menawarkan spot-spot foto yang instagramable. Penasaran dan ingin segera mengunjunginya? Agro Wisata Bhumi Merapi dapat dengan mudah diakses karena lokasinya yang strategis. Tempat ini berada di Jl. Kaliurang KM. 20, Sawangan, Hargobingangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari pusat kota Jogja, jaraknya sekitar 22 km, dengan waktu tempuh sekitar 40 menit berkendara. Salah satu area terkenal di Bhumi Merapi adalah Langlang Buana. Di area ini, pengunjung akan menemukan spot-spot foto yang didesain menyerupai tempat-tempat populer di dunia.
Postingan terbaru

Tradisi Nguras Enceh Makam Raja Imogiri, Warisan Budaya Yogyakarta Yang Sakral

  Kejayaan kerajaan Mataram adalah salah satu periode penting dalam sejarah Indonesia. Berkat peran Sultan Agung, Mataram berkembang pesat dan menjadi kerajaan yang besar di Nusantara. Warisan dari masa kejayaan tersebut tidak hanya terlihat dalam peninggalan fisik, tetapi juga dalam berbagai kebudayaan dan ritual yang tumbuh di Keraton Kesultanan Yogyakarta. Salah satu tradisi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Keraton Yogyakarta adalah tradisi Nguras Enceh yang dilaksanakan di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Desa Girirejo, Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nguras Enceh memiliki arti menguras gentong atau tempayan dalam bahasa Indonesia.  Terdapat empat gentong bersejarah dalam tradisi ini yang merupakan warisan dari raja ketiga Mataram, ratusan tahun yang lalu. Keempat gentong ini merupakan hadiah dari Sultan Agung saat ia melakukan lawatan ke kerajaan-kerajaan tetangga. Masing-masing gentong diberi nama Kyai Danumaya dari Ac

Lupis Mbah Satinem, Kelezatan Legendaris Di Sudut Kota Jogja

Salah satu kuliner legendaris yang tidak boleh dilewatkan saat mengunjungi Yogyakarta adalah Lupis Mbah Satinem. Lupis merupakan makanan tradisional khas Jawa yang terbuat dari ketan yang dikukus dan disajikan dengan gula merah dan kelapa parut. Lupis dengan siraman gula aren buatan Mbah Satinem memang sudah menjadi legenda. Nenek berusia lanjut ini telah menjalani usaha kuliner ini sejak tahun 1963. Lupis lezat hasil karya Mbah Satinem dibuat menggunakan resep turun temurun dari ibunya. Pada awalnya, Mbah Satinem menjajakan lupis dengan cara berkeliling pasar dan menggendong dagangannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menetap di sudut kota pelajar ini. Cita rasa lupis Mbah Satinem tidak pernah berubah. Mbah Satinem membuat jajanan pasar secara tradisional dengan memasak semua bahan menggunakan kompor kayu. Tidak ada bahan pengawet makanan yang digunakan dalam proses pembuatan lupis ini. Semua bahan dan prosesnya dijaga dengan cermat untuk menjaga kelezatan rasa setiap lupis yang

Bakpia Pathok, Oleh-Oleh Jogja Yang Tak Boleh Terlewat Untuk Dibeli

Bakpia Pathok adalah salah satu makanan yang berasal dari kota Yogyakarta, Indonesia. Terbuat dari adonan tepung yang lembut dan berisi berbagai isian manis, Bakpia Pathok Jogja menjadi camilan yang populer di kalangan wisatawan maupun penduduk setempat.  Sejarah Bakpia Pathok Jogja berawal pada tahun 1948, ketika seorang pedagang makanan bernama Tjoa Tjiem An atau lebih dikenal dengan sebutan Oey Bak Tia memulai usahanya di sebuah kawasan di Yogyakarta. Bakpia yang dihasilkan oleh Oey Bak Tia memiliki ciri khas yang berbeda dengan jenis bakpia lainnya. Ukurannya lebih kecil, isiannya lebih banyak, dan rasanya lebih lezat.  Nama "Pathok" sendiri merujuk pada nama tempat di mana Bakpia ini pertama kali diproduksi. Terletak di Jalan Pathok Wetan, tempat ini menjadi pusat produksi Bakpia Pathok yang kemudian menyebar ke berbagai daerah di Yogyakarta. Sejak saat itu, Bakpia Pathok Jogja menjadi semakin dikenal dan menjadi camilan khas yang sangat populer. Bakpia Pathok Jogja memi

Mengulik Pasar Beringharjo, Pasar Tertua Di Yogyakarta

Pasar Beringharjo adalah salah satu pasar tradisional yang paling terkenal dan tertua di Yogyakarta. Terletak di pusat kota, Pasar ini memiliki sejarah yang kaya dan telah menjadi salah satu ikon kota Yogyakarta sejak berdirinya pada abad ke-18. Sejarah Pasar Beringharjo dimulai pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1758. Pasar yang sebelumnya merupakan hutan pohon beringin ini pada akhirnya dibangun dengan tujuan untuk menjadi pusat perdagangan bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Pada 24 Maret 1923, Keraton Yogyakarta meminta Nederlansch Indisch Beton Maatschappij yang merupakan perusahaan beton Hindia Belanda dari Surabaya untuk membangun los-los pasar. Pembangunan pasar dimulai dari kios dan kantor di bagian Barat. Pada akhir Agustus 1925, setidaknya 11 kios terselesaikan dan pembangunan dilakukan secara bertahap. Nama Beringharjo sendiri diberikan oleh  Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada 24 Maret 1925, yang mana "Bering" berarti kota dan "

Wajib Coba! Sate Klathak Kuliner Khas Yogyakarta

  Indonesia memiliki beragam kuliner khas yang terkenal di seluruh dunia. Salah satunya adalah Sate Klathak, sebuah hidangan lezat yang berasal dari Yogyakarta.  Sate Klathak adalah hidangan sate yang menggunakan daging kambing sebagai bahan utamanya. Kata "klathak" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "kejutan" atau "terkejut." Nama tersebut merujuk pada cara penyajian Sate Klathak yang berbeda dari sate pada umumnya. Sate Klathak disajikan dengan cara ditaburi dengan bumbu khusus dan ditambahkan potongan tulang kambing yang masih melekat dagingnya. Potongan tulang ini menjadi kejutan yang membuat hidangan ini semakin istimewa. Sejarah Sate Klathak dapat ditelusuri ke masa lalu. Hidangan ini pertama kali diperkenalkan oleh Mbah Marto, seorang pedagang sate yang berbasis di Bantul, Yogyakarta pada tahun 1970-an. Beliau menggunakan bumbu khusus yang dipercaya memberikan cita rasa yang istimewa pada sate kambingnya. Dalam perkembangannya, Sate Klath

Mengulik Legenda Nyi Roro Kidul, Ratu Penguasa Pantai Selatan

Nyi Roro Kidul, atau juga dikenal dengan sebutan Ratu Kidul, adalah salah satu legenda yang paling terkenal di Indonesia, terutama di Jawa. Konon, ia merupakan penguasa pantai selatan Jawa yang memiliki kekuatan serta kecantikan yang menakjubkan. Legenda Nyi Roro Kidul telah mengilhami banyak kisah, legenda, dan keyakinan yang terus diperbincangkan oleh masyarakat. Nyi Roro Kidul diyakini sebagai penguasa lautan selatan yang memiliki kekuatan gaib dan memikat. Dalam legenda Jawa, ia digambarkan sebagai sosok wanita jelita dengan rambut panjang yang indah, berpakaian hijau kebiruan, dan memakai perhiasan berkilauan. Ia seringkali dihubungkan dengan kekuatan alam seperti ombak yang besar dan arus yang kuat. Mitos ini telah melegenda dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di sekitar pantai selatan Jawa. Banyak orang mempercayai bahwa Nyi Roro Kidul memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan di sekitar pantai selatan Jawa. Dia diyakini memiliki kemampuan untuk menjaga

Masangin, Mitos Si Beringin Kembar Alun-Alun Kidul Yogyakarta

  Mitos dan cerita rakyat sering kali menjadi daya tarik tersendiri dalam budaya suatu daerah. Di tengah modernisasi yang terjadi di Kota Yogyakarta, masih ada mitos-mitos yang tetap dipercaya oleh masyarakat. Salah satu mitos yang menarik perhatian para wisatawan adalah mitos Masangin, si beringin kembar di Alun-alun Kidul Yogyakarta.  Alun-alun Kidul terletak tidak jauh dari Keraton Yogyakarta dan seringkali menjadi tempat yang ramai dikunjungi oleh wisatawan dan penduduk lokal. Banyak orang duduk berkelompok di alun-alun ini sambil menikmati makanan dan ngobrol bersama teman dan keluarga.  Di tengah-tengah alun-alun ini terdapat dua pohon beringin yang tumbuh berdampingan, yang mana berkaitan dengan mitos Masangin.  Konon, siapa pun yang berhasil melewati lorong di antara dua pohon beringin ini dengan mata tertutup, maka akan memiliki keinginannya terkabul.  Meskipun terdengar mudah, tidak semua orang berhasil melakukannya. Banyak yang gagal dan beberapa orang bahkan mencoba berulan

Wajib Coba! Tempo Gelato, Kuliner Hits Jogja

  Jogja terkenal sebagai surganya wisata kuliner. Ada banyak makanan khas Jogja yang selalu menjadi buruan para pelancong, seperti gudeg dan bakpia. Di samping itu, Jogja juga tak kalah dalam menyediakan kuliner-kuliner hits yang disukai oleh terutama anak-anak muda. Salah satunya adalah Tempo Gelato, sebuah kedai es krim ala Italia yang hanya bisa kamu temui di Yogyakarta. Awal pendirian kedai gelato ini dimulai pada tahun 2015 ketika seorang warga negara Prancis, Pascal Briere, dan seorang Indonesia, Ema Susmiyarti, yang terinspirasi setelah melihat kesuksesan Gusto Gelato di Bali hingga akhirnya memutuskan untuk membangun Tempo Gelato di Yogyakarta. Bisnis keduanya ternyata berkembang pesat dan disukai oleh masyarakat luas. Tempo Gelato yang hingga saat ini memiliki 3 gerai yang tersebar di Jogja yakni di area Taman Siswa, Prawirotaman, dan Kaliurang pun berhasil menjadi salah satu destinasi kuliner yang populer di Yogyakarta. Gelato sendiri sebenarnya tidak jauh berbeda dengan es k

Menikmati Kesegaran Alam di Taman Sungai Mudal Kulon Progo Jogja

  Taman Sungai Mudal adalah salah satu destinasi wisata yang menakjubkan di Kulon Progo, Jogja. Atau lebih tepatnya di Dusun Banyunganti, Desa Jati ulyo, Kecamatan Giri Mulyo, Kabupaten Kulon Progo, D.I Yogyakarta. Tempat ini terkenal karena keindahan alamnya yang masih alami dan keberagaman ekosistem yang ada di sekitarnya. Sungai Mudal menawarkan pesona kolam pemandian yang berasal dari mata air alami di goa. Kemunculan wisata ini bermula dari inisiatif warga setempat pada sekitar tahun 2011 yang awalnya melakukan bersih-bersih saluran air yang bersumber dari goa. Menyadari bahwa tempat ini memiliki potensi, maka dibangunlah objek wisata alam Taman Sungai Mudal. Adapun istilah "Mudal" merujuk pada kondisi air yang selalu melimpah, tidak pernah surut, dan jernih, sehingga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat sekitar.  Hal utama yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung adalah air kolam pemandiannya yang jernih dan berwarna kebiruan yang memanjakan mata. T

Tari Angguk: Kesenian Tradisional Dari Kulon Progo Jogja

  Tari Angguk pertama kali diciptakan oleh kelompok mayarakat bawah yang terpisah secara sosial dari wilayah Keraton Yogyakarta, tepatnya di tanah perdikan Mataram yang sekarang dikenal sebagai Kulon Progo.  Lebih dari satu abad, Tari Angguk terus berkembang di Kulon Progo dengan perpaduan kebudayaan yang kental.  Tarian ini menggabungkan unsur budaya Arab, Jawa, dan juga gaya Belanda dalam penampilannya. P ara penari mengenakan kostum yang terinspirasi dari seragam  Tentara Hindia Belanda atau KNIL  saat mereka menduduki wilayah Purworejo pada abad ke-19.  Selain itu, kostum tersebut juga dipenuhi dengan hiasan motif, rumbai-rumbai benang, dan selendang sampur yang sering ditemukan dalam pakaian adat Ponorogo. Ini adalah perubahan dari kostum asli Tari Angguk yang hanya terdiri dari warna dasar hitam, merah, dan kuning. Nama Tari Angguk diambil dari gerakan kepala para penari yang mengangguk-angguk. Tarian ini memiliki dua makna yang berbeda, yakni melambangkan kegembiraan masyarakat